Penjualan pestisida dan produk agro-input sangat bergantung pada kualitas eksekusi di titik terdepan. Namun, Coaching Lapangan FA & Sales Distributor sering kali menjadi aspek yang terabaikan oleh para pemimpin wilayah. Banyak Area Manager (AM) terjebak dalam rutinitas administratif dan “monitoring angka”, melupakan bahwa kualitas kunjungan tim merekalah yang menentukan hasil akhir.
Padahal, kualitas kunjungan FA (Field Agronomist) dan distributor ditentukan oleh bimbingan langsung dari AM di lapangan. Tanpa coaching yang tepat, strategi perusahaan hanya akan menjadi dokumen di atas meja tanpa eksekusi yang nyata di lahan petani maupun kios.
Key Takeaways: Inti Sari Coaching Lapangan
- Monitoring vs. Coaching: Monitoring hanya mengecek hasil (angka), coaching memperbaiki proses (perilaku).
- Masalah Utama: FA sering merasa kurang diarahkan secara teknis, dan distributor hanya dianggap mesin pencetak PO.
- Solusi GROW: Gunakan metode Goal, Reality, Options, Will untuk struktur coaching yang efektif.
- Formula 20 Menit: Coaching tidak harus memakan waktu seharian; 20 menit yang terstruktur jauh lebih berdampak.
Mengapa Coaching Lapangan Menjadi Kunci Sukses Eksekusi?
Coaching lapangan adalah jembatan vital yang menghubungkan strategi manajemen dengan realita eksekusi di pasar. Tanpa kehadiran AM sebagai pelatih, FA dan sales distributor sering kali bekerja tanpa arah yang jelas.
Banyak AM mengeluh timnya tidak mencapai target, namun lupa bertanya: “Apakah saya sudah mengajarkan caranya?”. Penjualan pestisida bukan sekadar menaruh barang di kios, melainkan tentang menciptakan permintaan (demand creation) dan edukasi petani. Coaching lapangan memastikan tim memiliki kompetensi untuk melakukan kedua hal tersebut, bukan sekadar tekanan untuk mencapai angka.
Kesalahan Umum: AM Hanya Monitoring, Bukan Coaching
Kesalahan terbesar yang sering terjadi adalah AM menganggap monitoring sebagai coaching. Padahal, kedua aktivitas ini memiliki dampak psikologis dan hasil yang sangat berbeda bagi tim.
Berikut adalah perbandingan krusial antara Monitoring dan Coaching:
| Aspek | Monitoring (Supervisor Angka) | Coaching (Lapangan Leader) |
|---|---|---|
| Fokus Utama | Cek laporan, cek PO, cek absensi | Arahan perilaku, skill, strategi |
| Dampak ke Tim | Merasa diawasi & ditekan | Merasa dibantu & diberdayakan |
| Orientasi | Hasil Akhir (Lagging Indicator) | Proses & Kompetensi (Leading Indicator) |
| Output | Data administrasi | Perubahan perilaku & skill |
Tanpa Coaching Lapangan FA & Sales Distributor yang benar, FA akan semakin bingung menghadapi dinamika pasar, dan distributor akan menjadi pasif menunggu bola. AM sering berdalih tidak punya waktu, padahal sesi coaching yang efektif bisa dilakukan dalam 15–20 menit.
Mengapa FA Merasa Kurang Diarahkan? (Realita Lapangan)
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa FA sering kali hanya mendapat instruksi “apa” yang harus dicapai, tetapi tidak mendapat bekal “bagaimana” mencapainya. Ini adalah celah kompetensi yang berbahaya.
Banyak FA, terutama yang junior, tidak tahu secara mendalam mengenai:
- Teknik SPIN: Bagaimana menggali masalah petani secara mendalam sebelum menawarkan solusi.
- Handling Objection: Bagaimana menghadapi penolakan kios dengan elegan dan mengubahnya menjadi peluang.
- Eksekusi Demo Plot: Bagaimana menjalankan demo plot yang bukan hanya sekadar “tanam dan lihat”, tapi menjadi alat penjualan.
- Prioritas Kunjungan: Membedakan mana petani/kios potensial dan mana yang hanya membuang waktu.
Akibatnya, mereka hanya sekadar “keliling” menghabiskan bensin, bukan melakukan “kunjungan strategis” yang menghasilkan konversi.
Distributor Bukan Robot Target — Mereka Butuh Pendampingan
Selain FA, sales distributor adalah ujung tombak yang sering diabaikan. Distributor sering bingung dengan banyaknya program perusahaan yang berubah-ubah.
Pemilik distributor menginginkan efek penjualan cepat (sell-out), bukan sekadar teori marketing. Jika AM hanya datang menagih PO (Purchase Order) tanpa membantu tim sales distributor cara pitching atau menjelaskan value produk ke kios, maka distributor tidak akan loyal. Tanpa coaching, distributor hanya menunggu PO besar tanpa membangun pondasi repeat order yang sehat.
Apa yang Harus Dilakukan AM Saat Coaching FA di Lapangan?
Untuk mengubah peran dari pengawas menjadi pelatih, AM dapat menggunakan pendekatan GROW Coaching yang disesuaikan dengan konteks lapangan agro-input:
- G – Goal: Tanyakan target kunjungan hari ini secara spesifik. (Contoh: “Berapa botol yang ingin kamu closing di kios A?”)
- R – Reality: Diskusikan hambatan nyata. (Contoh: “Apa kendala utama petani di daerah ini menerima produk baru?”)
- O – Options: Pancing FA untuk mencari solusi. (Contoh: “Cara terbaik menghadapinya bagaimana? Apakah perlu data demo plot? Atau teknik SPIN?”)
- W – Will: Kunci komitmen aksi. (Contoh: “Jadi, apa yang akan kamu lakukan berbeda di kunjungan berikutnya?”)
Selain dialog, AM wajib melakukan observasi langsung terhadap:
- Cara FA membuka percakapan (Opening).
- Respon FA terhadap keberatan petani/kios.
- Teknik closing yang digunakan.
- Apakah FA mencatat insight penting dari lapangan.
Coaching Sales Distributor: Fokus pada Tiga Hal
Berbeda dengan FA, sales distributor membutuhkan pendekatan yang lebih praktis dan to-the-point. Fokuskan coaching pada tiga area ini:
1. Behavior Kunjungan
Pastikan mereka benar-benar melakukan kunjungan (visit), bukan hanya formalitas absensi. Apakah rute yang diambil efisien?
2. Pitching ke Kios/Petani
Apakah mereka aktif menawarkan? Apakah mereka bisa menyampaikan value produk secara sederhana namun memikat? Distributor tidak butuh presentasi panjang, mereka butuh skrip praktis yang menjual.
3. Follow-up
Penjualan jarang terjadi di pertemuan pertama. Cek apakah ada kunjungan ulang? Apakah mereka mencatat permintaan (demand) yang tertunda?
Formula 20-Menit Coaching Lapangan untuk AM
AM yang sibuk tetap bisa melakukan coaching efektif dengan formula sederhana ini. Tidak perlu berjam-jam, cukup 20 menit yang intensif:
- 5 Menit Pertama (Observasi): Diam dan amati interaksi FA/Sales dengan pelanggan. Jangan interupsi.
- 5 Menit Kedua (Feedback 2 Arah): Tanyakan apa yang mereka rasakan sudah baik, lalu berikan masukan spesifik berdasarkan observasi.
- 5 Menit Ketiga (Roleplay Singkat): Lakukan latihan cepat untuk memperbaiki satu kesalahan spesifik yang baru saja terjadi.
- 5 Menit Terakhir (Komitmen): Tentukan langkah aksi (next step) yang harus dilakukan dalam 48 jam ke depan.
Hasilnya? FA dan distributor merasa dibantu memecahkan masalah, bukan dihakimi atas kegagalan mereka.
📚 Bacaan Lanjutan untuk Pengembangan Tim Lapangan
Perdalam wawasan Anda dalam memimpin tim lapangan dengan artikel berikut:
Output yang Diharapkan dari Coaching Lapangan
Jika Coaching Lapangan FA & Sales Distributor dijalankan secara konsisten, perubahan positif akan terlihat dalam waktu singkat (biasanya dalam 7 hari). Output yang diharapkan meliputi:
- Kunjungan yang lebih tepat sasaran dan terencana.
- Penerapan teknik SPIN yang lebih lancar dan natural.
- Follow-up yang konsisten sehingga peluang lost sales mengecil.
- Program perusahaan dijalankan dengan pemahaman yang jelas, bukan sekadar ikut-ikutan.
- Order yang lebih stabil karena didasari oleh permintaan riil (pull demand).
Penutup: Ubah Peran AM Menjadi “Lapangan Leader”
Sudah saatnya mengubah paradigma. AM yang hanya melakukan monitoring akan menciptakan tim yang pasif dan takut salah. Sebaliknya, AM yang melakukan coaching akan melahirkan tim yang berkembang, mandiri, dan tangguh.
Ingatlah, eksekusi distributor dan FA sangat bergantung pada siapa yang melatih mereka, bukan siapa yang memarahi mereka. Coaching adalah investasi waktu yang hasilnya akan terasa langsung pada kualitas kunjungan, aktivasi program, dan pada akhirnya, peningkatan repeat order.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa perbedaan mendasar antara Training dan Coaching?
Training biasanya bersifat klasikal, teoritis, dan satu arah untuk mengajarkan pengetahuan baru. Coaching bersifat personal, dua arah, dan dilakukan di lapangan (on the job) untuk mengasah keterampilan dan perilaku spesifik.
Bagaimana jika Distributor menolak untuk di-coaching?
Jangan gunakan istilah “coaching” yang terkesan menggurui. Gunakan pendekatan “diskusi strategi” atau “pendampingan lapangan” untuk membantu mereka meningkatkan omzet. Tunjukkan bahwa tujuan Anda adalah membantu bisnis mereka tumbuh, bukan mengajari cara berbisnis.
Apakah AM harus melakukan coaching setiap hari?
Tidak harus setiap hari, namun harus konsisten. Buatlah jadwal rutin, misalnya “Field Day” 2-3 kali seminggu yang didedikasikan khusus untuk coaching, terpisah dari kunjungan audit atau administrasi.





